Mendaki Gunung, Olahraga Tanpa Gelar Juara

Posted by Unknown Senin, 25 Februari 2013 0 komentar
Bagikan Artikel Ini :

Mendaki gunung buatku (atau mungkin juga bagi beberapa orang) masih menjadi sebuah pertaruhan gengsi tersendiri. meski diluar kelihatan biasa aja,,tapi dalam hati pasti ada perasaan "pokoknya gue harus bisa lebih dari elu"..

di dalam hati masih ada rasa "Kemenangan" (kebanggaan) kalau bisa lebih dari orang lain..

Tetapi hal itu masih bisa dibilang manusiawi sob,,karena memang setiap orang di dunia ini diciptakan untuk saling berkompetisi satu sama lain,,baik dalam hal akademik, kehidupan, pekerjaan, hingga mendapat pasangan hidup adalah sebuah ajang kompetisi (baik terlihat atau tidak,,baik disadari atau tidak)..


Tak berbeda dengan urusan yang satu ini,,apalagi kalau bukan "Naik Gunung", masih ada secuil perasaan kompetisi disana..padahal seorang pendaki sejati bukan gengsi yang utama,,tapi bagaimana kita bisa menghormati dan mencintai alam sebagai wujud syukur kita kepada Allah yang telah menciptakan alam dengan segala keindahannya untuk di nikmati manusia..

Akhirnya untuk menghilangkan kegalauanku akan hal ini,,justru aku bukan menjauh dari hal-hal yang berkaitan dengan "Naik Gunung",,tapi aku mencari pencerahan dari para master-master Adventurer,,termasuk membaca filosofi-filosofi dari tulisan dari Bang Herman Lantang dan dari situlah aku tersadar akan makna sejati dari "Pencinta Alam" dan "Naik Gunung".

Dari beberapa Master Adventurer pun aku menyadari bahwa Mendaki gunung adalah olahraga yang tak ada gelar juara didapat disana... tak kan ada gelar juara tersemat di pundak kita tatkala kita telah bersusah payah berjibaku raga mendaki tingginya gunung dan berhasil menggapai puncaknya

Lantas apa yang kemudian yang dicari dalam pendakian gunung? Hampir semua pendaki akan menjawab: Kepuasan menikmati alam. Jawaban klasik dan biasa. Tetapi itulah ritme kehidupan, terkadang klasik, tetapi dirindukan..


Jujur aku pun dapat judul postingan ini dari teman-teman sherpa di Belantara Indonesia,,dan disana ada salah satu tulisan yang benar-benar mebuatku jadi lebih adem,,kurang lebih begeni kutipannya 

"Apakah Sir Edmund Hillary bersama Tenzing Norgay saat mendaki Gunung Everest (8848 mdpl) pada tahun 50 an menjadi juara dunia dengan alasan mampu menggapai puncak tertinggi di dunia?"

"Ataukah Walter Bonatti disebut menjadi juara pendaki K2?"

(Perlu diketahui, K2 memiliki ketinggian 8816 mdpl danmenjadi puncak tertinggi setelah Everest di bumi tersebiut adalah bagian dari TOP OF THE WORLD yang menjadi target setiap pendaki gunung di dunia ini, sejak puluhan tahun lalu.) 

Apakah Keduanya menjadi Juara Dunia Pendaki  Gunung.?? tidak begitu kenyatannya sob..

Bahkan, sang Dewa Gunung "Hillary dan Bonatti",, meskipun mereka berdua sudah mencapai ketinggian 8848 mdpl dan 8816 mdpl yang paling tinggi di duniapun tidak pernah merasa bahwa mereka menjadi Juara Dunia dalam mendaki gunung.Kita semua tahu bahwa semua puncak diatas 8000 mdpl di planet bumi ini hanya ada di Himalaya. Maka mendaki puncak manapun di 8000 mdpl Himalaya haruslah teken "kontrak mati", artinya: Jika kita gugur di sana kita sudah siap dikubur atau terkubur dengan ikhlas.

Sugguh dari hal ini aku jadi banyak belajar dari para legenda pendaki gunung,, Mr. Hillary, Mr. Bonatti, Soe Hok Gie, Bang Herman Lantang yang telah menunjukkan kepada kita bahwa tidak ada yang namanya "juara pendaki gunung" di dunia ini. Dan alam adalah sekolah bagi siapa saja yang mau belajar,, serta alam adalah tempat mencari cinta ketika kita tak lagi bisa merasakan cintai dari sesama manusia..

Jangan pernah sekalipun kita nodai alam ini bagamanpun caranya. Sebaiknya kita mendaki gunung untuk melestarikan alam, tanpa gelar juara, tanpa piala, dan yang terbaik adalah mendaki gunung untuk mencintai memelihara dan menjaga kebersihan serta kelestariannya

"Tidak ada ada juara dalam mendaki gunung"

Sir Edmund Hillary sendiri berkata puluhan tahun setelah "pendakian legenda" nya:

"Andai aku tahu bahwa pendakianku ke EVEREST 8848 mdpl dahulu, sekarang membuat EVEREST menjadi sangat menderita akibat sampah pendaki - pendaki gunung yang kesana, Aku tidak akan pernah mendaki Everest di tahun 50 an itu! "  

Walter Bonatti juga berkata bahwa... "alam adalah sekolah terbaik buat manusia"
Pada akhirnya,, setelah aku resapi semua makna dari sebuah pencapaian puncak tertinggi tadi,,sedikit demi sedikitpun aku belajar untuk bisa mengontrol perasaanku,,membuang jauh-jauh ambisi-ambisi yang tidak berguna,,membuang rasa iri akan sebuah pendakian,,karena dalam pendakian tak ada Pemenang dan tak ada yang dikalahkan..
Alhamdulillah,,segala puji bagi Allah yang telah memberiku kesempatan mensyukuri sekaligus menikmati keindahan alam ciptaan Nya dengan mengnjungi beberapa gunung di bumi Nusantara ini,,dan sekarang yang perlu dilakukan tinggal memepertebal rasa syukur saja dan mulai memaknai makna sesungguhnya sebagai "pencinta alam"
semoga cerita galau ku ini bisa menginspirasi dan membuka mata hati kita untuk melihat suatu masalah dari sisi yang berbeda..


TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Mendaki Gunung, Olahraga Tanpa Gelar Juara
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://passagi2003.blogspot.com/2013/02/mendaki-gunung-olahraga-tanpa-gelar.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.

0 komentar:

Posting Komentar