Tehnik Membuat Perangkap Hewan Di Hutan

Posted by Unknown Selasa, 03 September 2013 0 komentar
Tehnik membuat perangkap hewan di hutan merupakan salah satu ilmu yang wajib dikuasai  sebagai salah satu dasar survival ketika kehabisan makanan. Di hutan sebenarnya kaya dan penuh akan makanan, hewan dan tanaman semuanya tersedia tinggal bagaimana kita memilih dan mendapatkannya. Untuk hewan kita bisa menangkapnya dengan membuat perangkap.

Perangkap atau trap ini adalah teknik untuk menangkap hewan kecil di hutan yang nantinya bisa kita ambil dagingnya kemudian di makan. Prinsip dalam membuat perangkap ini adalah ia memiliki kekuatan yang cukup, karena akan percuma kalau nantinya hewan yang di tangkap ternyata bisa lolos. Kemudian kita pun harus tahu hewan apa saja yang biasanya lewat di daerah tersebut, sehingga kita bisa membuat perangkap yang pas.

Berikut adalah beberapa jenis perangkap yang bisa kita gunakan di hutan.

1. Perangkap Umpan
Sesuai namanya maka kita gunakan umpan sebagai perangkap, umpan ( bait ) di sini adalah suatu jenis makanan yang hewan tersebut familiar nantinya, tidak terlalu besar dan tidak pula terlalu kecil. Prinsipnya sederhana, hanya mengunakan pengait sebagai pemicu dari perangkap ini.

www.belantaraindonesia.org

Sehingga ketika pengait tersebut kendur, maka tali akan mengencang dan si hewan akan terjerat di lehernya. Tapi hal yang harus di perhatikan adalah arah dari hewat tersebut, pastikan ia mengambil makanan melalui jerat sehingga kita bisa menangkapnya. Lebih baiknya di posisikan untuk leher, namun kalau pun untuk bagian tertentu seperti kaki atau badan, sebenarnya tidak masalah. 

2. Perangkap Angka Empat
Sesuai namanya, perangkap ini di ambil dari angka empat dan bentuknya menyerupai angka empat. Prinsip dari perangkap ini adalah menjatuhkan benda berat ke hewan.

www.belantaraindonesia.org

Hal yang perlu di perhatikan adalah benda yang nantinya di jatuhkan harus cukup berat sehingga dapat membunuh hewan sekali jatuh atau paling tidak melukainya.

3. Perangkap Pohon
Perangkap ini prinsip kerjanya mirip dengan yang pertama, yaitu mengandalkan ikatan yang menjerat si hewan. Perangkap ini terbilang cukup berbahaya, karena bisa menyebabkan si hewan tergantung dan mati nantinya. Gunakan perangkap ini dengan bijaksana.

www.belantaraindonesia.org

4. Perangkap Lubang Kematian
Bentuk dan prinsip kerjanya sangat mudah, Anda tinggal melihat bentuknya di atas. Ya, perangkap ini mengandalkan hewan yang nantinya akan terperosok ke dalam lubang dan tertusuk sehingga tidak berdaya.

www.belantaraindonesia.org

Perangkap ini sangat cocok ketika Anda berada di hutan dalam waktu yang lama dan tidak memiliki perlengkapan yang mendukung. Perangkap ini dapat menangkap hewan yang besar sekalipun, namun hal yang harus di perhatikan Anda akan membutuhkan banyak energi untuk membuat lobangnya, jadi pastikan Anda memiliki cukup energi.

Cara membuatnya adalah :
  • Perhatikan jalur hewan yang sering lewat
  • Buat lubang yang cukup besar di sana
  • Berhentilah ketika lubang sudah cukup dalam untuk menahan hewan, kemudian taruh tongkat runcing di bawahnya.
  • Setelah lubang selesai, tutupi dengan ranting - ranting dan juga dedaunan di atasnya
Itulah bebarapa jenis perangkap sederhana yang bisa kita gunakan ketika di hutan. Namun hendaknya Anda pun memiliki bahan untuk membuatnya seperti kawat, tali, dan sebagainya. Paling tidak Anda mililiki pisau survival sehingga Anda bisa membuat tali dari kulit pohon. 

Baca Selengkapnya ....

PENGERTIAN ORIENTERING

Posted by Unknown 0 komentar
Tipe-Tipe Orienteering Kompetisi
Sebagai sebuah olahraga kompetisi, ada 2 tipe utama event-event orienteering kompetisi :
  • Point-to-Point Orienteering
Perencana lintasan orienteering memilih lokasi-lokasi kontrol di medan sebenarnya bagi para peserta untuk ditemukan atau dikunjungi, tapi masing-masing peserta harus menentukan rute perjalanannya sendiri dari lokasi kontrol yang diketahui ke kontrol berikutnya.
Variasi Tipe Point-to-Point Orienteering
-      Cross-Country Orienteering
Peserta harus mengunjungi kontrol-kontrol dari sebuah lintasan orienteering sesuai urutan yang ditentukan secepat mungkin.
Pemenang adalah peserta yang waktu tempuhnya tercepat. Cross-country orienteering sangat popular dan kebanyakan digunakan dalam kejuaraan-kejuaraan orienteering tingkat nasional & internasional.
-      Score Orienteering
Dalam Score Orienteering, peserta harus mengumpulkan poin sebanyak mungkin dari kontrol-kontrol selama waktu yang ditentukan.
Setiap kontrol mempunyai poin yang berbeda-beda, tergantung jaraknya dari lokasi Start & tingkat kesulitan navigasi untuk ditemukan. Peserta yang waktu tempuhnya melebihi waktu yang ditentukan akan dikurangi poinnya per menit keterlambatan. Pemenang adalah peserta yang memperoleh poin tertinggi.
System ini sering digunakan dalam LOMBA ORIENTEERING BRAHMAHARDHIKA. Dimana kontrol-kontrol yang disebar di medan tidak diketahui kodenya. Hal ini dimaksudkan agar peserta benar-benar melakukan navigasi dengan benar. Apabila kontrol yang diambil salah penempatan kodenya pada kartu kontrol, maka tidak akan dihitung nilainya.
-      Relay Orienteering
Prinsip dasar Relay Orienteering sama seperti Cross-Country Orienteering, tapi dilakukan secara tim (terdiri atas 2 orang atau lebih). Setiap anggota tim secara perseorangan menyelesaikan
masing-masing lintasan orienteeringnya secara estafet atau bergantian giliran.
Pemenang adalah tim yang waktu tempuhnya tercepat. Peserta giliran pertama setiap tim akan diberangkatkan dari lokasi Start secara serentak (mass starting).
  • Preset-Course Orienteering
Perencana lintasan orienteering tidak hanya memilih lokasi-lokasi kontrol di medan sebenarnya bagi peserta untuk ditemukan atau dikunjungi, tapi juga memilih dan menentukan rute-rute yang harus para peserta ikuti dari lokasi kontrol yang tidak diketahui ke kontrol selanjutnya sepanjang seluruh lintasannya.
Variasi Tipe Preset-Course Orienteering
-      Line Orienteering
Peserta harus mengikuti rute yang ditandai pada peta untuk menemukan lokasi kontrol kontrol secara berurutan selama waktu yang ditentukan.
Jika menemukan kontrol, peserta harus menandai kartu kontrolnya dengan alat penusuk yang terdapat di lokasi kontrol & memplot kedudukan pasti lokasi kontrol pada peta (menandai dengan sebuah lingkaran).
Pemenang adalah peserta yang paling banyak menemukan kontrol & paling akurat memplot kedudukan pasti lokasi kontrol pada peta.
-      Route Orienteering
Peserta harus mengikuti rute yang ditandai di medan dengan pita-pita atau sejenisnya untuk menemukan lokasi kontrol-kontrol secara berurutan selama waktu yang ditentukan.
Jika menemukan kontrol, peserta harus menandai kartu kontrolnya dengan alat penusuk yang terdapat di lokasi kontrol & memplot kedudukan pasti lokasi kontrol pada peta (menandai dengan sebuah lingkaran). Setiap ketidakakuratan memplot pada peta akan mendapat pinalti berupa pengurangan poin atau penambahan waktu tempuh.
Pemenang adalah peserta yang paling akurat memplot kedudukan pasti lokasi kontrol pada peta atau paling cepat waktu tempuhnya.

Baca Selengkapnya ....

SEJARAH PEGUNUNGAN JAYAWIJAYA

Posted by Unknown 1 komentar


Pegunungan Jayawijaya adalah nama untuk deretan pegunungan yang terbentang memanjang di tengah provinsi Papua Barat dan Papua (Indonesia) hingga Papua Newguinea di Pulau Irian. Deretan Pegunungan yang mempunyai beberapa puncak tertinggi di Indonesia ini terbentuk karena pengangkatan dasar laut ribuan tahun silam.
Meski berada di ketinggian 4.800 mdpl, fosil kerang laut, misalnya, dapat dilihat pada batuan gamping dan klastik yang terdapat di Pegunungan Jayawijaya. Karena itu, selain menjadi surganya para pendaki, Pegunungan Jayawijaya juga menjadi surganya para peneliti geologi dunia.
Selain dikenal dengan nama Puncak Jaya, puncak tertinggi ini juga terkenal dengan sebutan Carstenz Pyramide, atau Puncak Carstensz.nama tersebut diambil dari seorang petualang dari negeri Belanda, yakni Jan Carstensz, yang pertama kali melihat adanya puncak bersalju di daerah tropis, sepatnya di Pulau Papua.
Pengamatan tersebut dilakukan oleh Jan Crastensz melalui sebuah kapal laut pada tahun 1623. Karena belum bisa dibuktikan dengan pengamatan langsung, laporan itu dianggap mengada-ada. Sebab, bagi orang Eropa, menemukan pegunungan bersalju di tanah tropis adalah sesuatu yang hampir mustahil. Kebenaran laporan Carstensz terungkap setelah hampir tiga ratus tahun kemudian, ketika tahun 1899 sebuah ekspedisi Belanda membuat peta Pulau Papua dan menemukan puncak gunung yang diselimuti salju sebagaimana dilaporkan oleh Crastensz.
Untuk menghormati Carstensz, maka puncak gunung tersebut kemudian diberi nama sesuai namanya. Sedangkan sebutan Puncak Jayawijaya merupakan pemeberian Presiden Soekarno setelah berhasil merengkuh kedaulatan Papua Barat dari Belanda. Nama ini mengandung makna “puncak kemenangan”, sebagai ungkapan syukur atas bersatunya Papua Barat dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pegunungan Jayawijaya juga merupakan satu-satunya pegunungan dan gunung di Indonesia yang memiliki puncak yang tertutup oleh salju abadi. Meskipun tidak seluruh puncak dari gugusan Pegunungan Jayawijaya yang memiliki salju. Salju yang dimiliki oleh beberapa puncak bahkan saat ini sudah hilang karena perubahan cuaca secara global.Wisata Nusantara Surga Dunia. 

Baca Selengkapnya ....

MENDAKI YANG BAIK DAN BENAR

Posted by Unknown Senin, 22 April 2013 2 komentar

Mendaki gunung pada dasarnya adalah olah raga berjalan. Karenanya penguasaan teknik berjalan yang benar wajib diketahui, seperti pejalan kaki lainnya perlu diperhatikan irama berjalan santai dengan suatu seni tersendiri.

Ada beberapa patokan yang perlu diperhatikan dalam berjalan di gunung. 

Berjalanlah dengan langkah-langkah kecil, jangan memaksakan kaki untuk melangkah terlalu lebar.

Dengan langkah-langkah kecil nafas lebih teratur dan ini baik untuk menghemat tenaga.

Lebih baik berjalan lambat dengan istirahat yang sedikit dari pada berjalan cepat cepat tetapi dengan istirahat yang lebih banyak pula.
Sebagai ukuran minimal boleh dikatakan berjalan satu jam dengan istirahat 10 menit adalah normal.

Ketika beristirahat duduklah dengan kaki yang melonjar lurus sedikit diatas badan untuk mengembalikan darah supaya mengalir normal. Teguklah sedikit minuman dan makanlah beberapa makanan kecil. Usahakan agar tidak beristirahat ditempat yang berangin , karena dapat mengerutkan otot yang sedang beristirahat.

Jangan terlalu lama beristirahat, karena otot – otot kaki yang sudah panas dan kencang mengendur dan membutuhkan pemanasan kembali. Apabila dirasakan perlu melakukan istirahat yang lebih lama dari biasanya, itu merupakan bukti berjalannya terlalu cepat. Dan apabila diperlukan istirahat setiap setengah jam atau kurang itu pertanda fisik pendaki terlalu capai dan lemah.

Bila tujuan pendakian masih terlalu jauh dan fisik sudah mengalami kelelahan yang tinggi maka sebaiknya dilakukan peristirahatan yang lama,. Bila perlu dengan membuka tenda.

Pilihlah lokasi yang baik, pemandangan yang indah, nikmatilah untuk mengurangi perasaan lelah ketika berjalan. Makan dan minum secukupnya untuk mengembalikan tenaga, ada baiknya memakan sedikit garam untuk menghindari keram.

Ketika berjalan perhatikan betul medan yang dihadapi. Berhati hatilah kalau menghadapi medan yang penuh dengan kerikil atau batu-batu yang tajam, batu-batu sungai, atau medan yang  berumput dan terjal serta medan berlumpur dan ilalang karena kaki mudah tergelincir pada lubang-lubang yang tidak kelihatan


Baca Selengkapnya ....

LINTAH DAN PACET

Posted by Unknown 0 komentar


Lintah atau Pacet , adalah sejenis cacing yang banyak terdapat di hutan hujan tropis, tempat yang lembab, sungai, danau dan laut. Tempat-tempat berkemah yang dekat sungai dan air terjun, jalur pendakian yang lembab seringkali terdapat pacet.

Pacet memiliki alat penghisap berbentuk bulat di kedua ujung tubuhnya, di tengah-tengah alat penghisap bagian depan terdapat mulut dan juga memiliki gigi. Kebanyakan pacet hidup sebagai parasit dengan cara menghisap darah atau jaringan tubuh binatang lainnya untuk memperoleh makanannya. Ada juga yang hidup dengan makan sisa-sisa binatang dan tumbuhan.

Pacet menyerang korbannya dengan menggunakan alat penghisap bagian depan, melukai dan menghisap darahnya. Pacet penghisap darah menghasilkan suatu cairan yang mampu mencegah terjadinya penggumpalan dan pengeringan darah sehingga mempermudah penghisapan.

Tubuh pacet terdiri dari beberapa bagian -bagian seperti cincin dengan panjang tubuh 2 hingga 20cm dan dapat mengerut maupun mengembangkan tubuhnya, dengan tubuh berwarna hitam, merah atau coklat, kadang bergaris atau berbintik. Pacet memiliki bagian tubuh yang peka cahaya, sentuhan, suhu dan cuaca. Pacet memiliki alat kelamin jantan dan betina.

Lintah dan pacet adalah hewan yang tergabung dalam filum Annelida subkelas Hirudinea. Terdapat jenis lintah yang dapat hidup di daratan, air tawar, dan laut. Seperti halnya kerabatnya, Oligochaeta, mereka memiliki klitelum. Seperti cacing tanah, lintah juga hermaprodit (berkelamin ganda). Lintah obat Eropa, Hirudo medicinalis, telah sejak lama dimanfaatkan untuk pengeluaran darah (plebotomi) secara medis.

Lintah dibedakan dari pacet bukan berdasarkan taksonomi, tetapi lebih pada habitat kesukaannya. Lintah sehari-hari hidup di air, sedangkan pacet sehari-harinya melekat pada daun atau batang pohon (di luar air).

Semua spesies lintah adalah karnivora. Beberapa merupakan predator, mendapat makanan dari berbagai jenis invertebrata seperti cacing, siput, atau larva serangga.

Untuk melepas pacet atau lintah yang menempel gunakan air tembakau , abu rokok, atau air garam.

Baca Selengkapnya ....

MENGHINDARI BINATANG LIAR DI GUNUNG

Posted by Unknown Selasa, 12 Maret 2013 3 komentar


Dalam pendakian gunung, bertemu binatang liar memang menjadi menu yang terkadang sulit di hindari. Tetapi tentu ada cara atau tips untuk menghindarinya atau paling tidak mengantisipasi sejak dini. Dan berikut ini tips menghindari binatang liar di gunung yang bisa Anda jadikan acuan.

Mendaki gunung atau menyusuri hutan jadi cara traveling favorit para petualang. Memutuskan naik gunung, sama saja dengan bermain di habitat asli berbagai hewan liar yang tak jarang berbahaya dan beracun.


1. Jauhi hewan yang sedang bersama anaknya
Semua hewan liar umumnya akan menghindari manusia, kecuali jika merasa terpojok atau terancam. Salah satu hal yang bisa membuat hewan liar menyerang adalah ketika ia bersama anaknya. Naluri melindungi anak pada hewan begitu tinggi, begitu ia melihat ada manusia yang bisa mengganggu anaknya, secara alami ia akan lebih agresif untuk melindungi anaknya.

2. Hindari mendaki pada malam hari
Kebanyakan hewan buas, seperti macan, aktif pada malam hari atau nokturnal. Salah satu cara agar terhindar dari ancaman hewan buas adalah mendaki pada pagi atau siang hari. Hentikan segala aktivitas pada malam hari, agar risiko berjumpa hewan buas sangat kecil.

3. Jangan panik saat bertemu ular
Sebagian besar ular yang ada di Indonesia tidak berbisa. Kemungkinan untuk bertemu ular berbisa pun hanya 6 - 8% saja. Jadi, jangan terlalu takut saat bertemu ular. Kalaupun Anda melihat ular secara tidak sengaja saat menjelajah hutan atau gunung, jangan langsung panik. Cukup diam di tempat, tenangkan diri dan perhatikan kulit ular. Ular yang berbisa umumnya memiliki kulit mengkilap. Jangan ganggu ular dengan lemparan batu atau suara ribut. Suasana sekitar yang tenang membuat ular merasa aman, sehingga tidak menyerang.

4. Gunakan pakaian lengkap, jangan terlalu terbuka
Penting sekali memerhatikan pakaian saat mendaki gunung. Gunakan sepatu boot, celana dan baju lengan panjang. Jangan lupa juga untuk mengenakan topi. Sepatu boot bisa menghindari Anda dari gigitan hewan buas yang berada di tanah.

Begitu juga dengan celana dan baju lengan panjang, ini bisa menghindari Anda dari pacet atau lintah yang banyak ditemukan di gunung atau hutan. Topi melindungi kepala Anda dari kejatuhan hewan berbahaya yang mungkin saja jatuh dari atas pohon.

5. Jangan gunakan parfum atau sabun
Parfum atau sabun umumnya menghasilkan aroma segar yang bisa mengundang serangga, seperti lebah dan tawon. Tidak menggunakan parfum atau sabun sebelum mendaki bisa menghindari Anda dari sengatan lebah.

6. Jangan duduk di pohon tumbang atau batu besar
Ketika lelah, sebaiknya jangan duduk di pohon tumbang atau batu besar, kecuali sudah diperiksa terlebih dahulu. Ular atau kalajengking umumnya senang bersembunyi di sela - sela batu dan kayu. Dengan berhati - hati saat istirahat, Anda telah menghindar dari ancaman hewan buas.

Baca Selengkapnya ....

Teknik SURVIVAL Ketika Digigit Ular

Posted by Unknown Jumat, 01 Maret 2013 0 komentar

Sebelum bicara tentang teknik survival ketika digigit ular, harus kita fahami dahulu bahwa mencegah adalah lebih baik daripada mengobati. Sebuah idiom mengatakan, prevention is the best cure, pencegahan adalah obat terbaik. Jadi, sebelum kita bicara masalah survival dari gigitan ular, maka lakukan dahulu langkah pencegahan dari digigit ular. Hal pertama yang bisa kita lakukan adalah, menggunakan sepatu boot atau sepatu gunung yang tebal dan menutupi mata kaki. Hindari bertelanjang kaki ketika kita berada di alam liar kecuali dalam keadaan darurat.
Selain itu, memakai celana panjang cukup membantu dari serangan ular. Ketikatracking, upayakan melewati jalan yang biasa dilalui, hindari crossing dengan membuat jalan pintas baru, kecuali apabila mendesak. Hindari lubang atau liang di tanah, jangan buang air di tempat tersebut.
Apabila kita mendapati ular, maka jangan melakukan tindakan frontal. Mundurlah dengan perlahan dan upayakan menjaga jarak dari ular setidak-tidaknya sepanjang ular tersebut. Ingatlah, ular dapat melakukan serangan sepanjang separuh tubuhnya. Belum lagi ular yang dapat menyemburkan bisa dari mulutnya seperti ular cobra. Yang paling aman adalah, jangan mengganggu ular tersebut, carilah jalan lain atau biarkan ular tersebut menyingkir terlebih dahulu.
Namun apabila Anda atau rekan Anda digigit ular, maka lakukan pertolongan pertama berikut ini :
  • Cuci dan bilas bekas gigitan dengan sabun dan air sesegera mungkin
  • Jangan letakkan es batu atau benda dingin lainnya di bekas gigitan.
  • Rendahkan posisi bagian tubuh yang tergigit lebih rendah daripada jantung, karena hal ini dapat membantu melambatkan penyebaran bisa.
  • Jangan banyak menggerakkan bagian tubuh yang tergigit ular, sebab akan membantu mempercepat penyebaran bisa.
  • Perban dan ikat di sekitar 2-4 inci di atas bekas gigitan untuk memperlambat penyebaran bisa.
  • Namun jangan mengikatnya terlalu kuat, karena dapat memutuskan aliran peredaran darah dan merusak bagian anggota tubuh tersebut. Pengikatan yang baik adalah Anda masih dapat menyelipkan jari Anda di antara perban atau pengikat.
  • Jangan sekali-kali berusaha menghisap bisa dari bekas luka, sebab dapat mentransferkan bisa ke dalam aliran darah Anda melalui mulut.
  • Sesegera mungkin mencari pertolongan dokter untuk membantu memberikan penawar bisa.

Baca Selengkapnya ....

5 DASAR KEAHLIAN SURVIVAL

Posted by Unknown 0 komentar

Ada 5 dasar keahlian survival yang harus diketahui dan difahami oleh seorang petualang alam. Di sini Saya akan menurunkan hanya prinsip-prinsip dasarnya saja, bukan penjelasan mendetailnya. Sebelum membahas 5 dasar survivaltersebut, ada satu elemen terpenting di dalam survival yang harus menjadi titik perhatian, yaitu apa yang ada di antara dua telinga Anda, otak. Satu hal yang penting lagi adalah : JANGAN PANIK, karena kepanikan akan menyebabkan segala pengetahuan dan pengalaman Anda hilang.
Dasar Pertama : Api
Api adalah elemen penting dalam survival, bahkan mungkin api adalah sahabat utama kita di kala kita tersesat di alam liar. Api dapat berguna untuk sumber cahaya bagi kita ketika gelap, menyediakan kehangatan di kala dingin, menjauhkan hewan buas, memasak makanan dan air, dapat digunakan sebagai sinyal penyelamatan dan untuk memurnikan air.
Sebelum Anda melakukan aktivitas outdoor, pastikan Anda membawa sumber api (korek, pemantik dan semisalnya) yang cukup untuk minimal persediaan dua hari. Beberapa api unggun kecil, lebih menghangatkan dibandingkan satu api unggun yang besar. Lebih baik, mengumpulkan kayu bakar secukupnya untuk satu malam, dan kumpulkan lagi sejumlah yang sama untuk keesokan harinya daripada langsung mengambil banyak untuk satu malam.
Perapian yang baik haruslah diatur sedemikian rupa sehingga kayu dapat terbakar secara merata. Dengan penyusunan perapian yang baik dapat memberikan berbagai fungsi. Selain untuk menghangatkan tubuh, memasak, juga dapat dijadikan alat penghalau binatang.
Untuk mendapatkan perapian yang baik, diperlukan kayu/ranting yang kering dan mudah terbakar. Perapian yang baik biasanya dimulai dari ranting-ranting kecil untuk dijadikanfire starter. Untuk selanjutnya dapat dilanjutkan dengan kayu-kayu yang lebih besar.
Apabila Anda kehabisan pemantik atau korek, maka Anda harus memutar otak untuk membuat api. Ada beberapa cara/teknik tradisional yang cukup ampuh, namun membutuhkan kesabaran, usaha yang tak kenal lelah dan keahlian.
Beberapa teknik membuat api tanpa korek/pemantik :
1. Memantik
Cara ini dilakukan dengan membenturkan atau menggesekan dua benda keras. Dapat dilakukan dengan dua benda yang sejenis ataupun dengan dua benda yang berbeda jenis. Cara yang dapat digunakan bermacam-macam, yang penting adalah dapat menimbulkan bunga api.
Salah satu caranya adalah dengan memaku kayu bidang datar hingga yang tampak bagian kepalanya saja. Kemudian gesekan/benturkan batu atau logam ke arah kepala paku tersebut. Gesekan dengan sedikit ditekan dan agak cepat hingga menimbulkan bunga api dan diarahkan ke sabut kering, daun kering atau semisalnya yang mudah terbakar. Jika sudah ada titik api tertangkap, segera tiup-tiup untuk menghidupkan api,
2. Gergaji Api (Fire Saw)
Cara ini membutuhkan tenaga yang cukup besar dan kuat. Cara ini memanfaatkan efek panas akibat gesekan kayu. Metodanya seperti menggergaji kayu dengan kayu lainnya, sehingga menimbulkan bunga api. Biasanya kayu yang digunakan berbeda antara kayu satu dengan kayu yang lainya. Kayu yang dipilih adalah kayu yang empuk sehingga tidak terlalu sulit dalam melakukan penggergajian. Ketika mulai muncul asap, segera arahkan ke sabut kering dan tiup-tiup agar api segera terbentuk.
3. Fire Thong
Fire Thong adalah cara mendapatkan api dari sehelai kulit kayu atau rotan kering yang ditarik menyilang di atas sepotong kayu atau rotan kering. Kulit rotan tersebut dililitkan pada sebatang pohon yang empuk, lalu ditarik oleh tangan kanan dan kiri secara bergantian. Pada bagian bawahnya diberi sabut, kawul, atau dedaunan kering yang siap menangkap bunga api.
Dasar Kedua : Shelter
Shelter adalah segala hal yang berguna untuk melindungi tubuh dari hujan, panas matahari, angin, dingin dan lingkungan sekitar. Shelter pertama kita adalah tentu saja pakaian yan kita gunakan. Oleh karena itu, perhatikanlah pakaian Anda sebelum Anda melakukan petualangan kea lam. Sebab, tiap lingkungan pasti membutuhkan pakaian yang berbeda. Upayakan untuk menggunakan pakaian yang tahan dingin di kala malam, menyerap keringat dan mudah kering, serta berbahan material yang kuat, tidak mudah rusak atau robek. Selain itu, topi juga cukup penting.
Kemudian, baru kita beranjak ke shelter sebagai tempat berteduh. Jangan membuang-buang tenaga apabila alam telah menyediakan shelter bagi Anda, seperti gua, batu besar, cekukan tebing, pohon besar atau lubang di tanah. Tapi ingat, pastikan :
  • Shelter alami tersebut bukanlah sarang binatang buas.
  • Shelter tersebut tidak rawan longsor dan runtuh.
  • Shelter tersebut tidak mudah disapu air, banjir, hujan dls
  • Shelter tersebut tidak mengeluarkan gas beracun. Caranya dengan memasukkan obor ke dalamnya, jika obor tetap menyala, maka bisa dikatakan bebas gas beracun.
  • Jika berteduh di bawah pohon, pastikan pohon tersebut adalah pohon yang kokoh tidak mudah tumbang, dan tidak berbuah dengan buah yang besar yang dapat membahayakan apabila jatuh menimpa.
Namun, apabila kita tidak mendapati shelter alami, maka kita bisa membangun shelter sendiri, baik dari bahan-bahan yang kita bawa sendiri (seperti tenda, ponco, doom, dls) ataupun dengan mengumpulkan dari alam (seperti ranting, pelepah, dls). Tetap harus melihat posisi untuk membangun shelter, diantaranya :
  1. Jangan membangun shelter di tempat yang riskan tergenang air (banjir), seperti di tepi sungai. Walaupun tempat itu terlihat bersih dan kering, akan sangat berbahaya apabila datang hujan.
  2. Usahakan dalam pembuatan shelter tidak dibawah pohon yang berdahan rapuh atau di bawah pohon kelapa. Karena dapat membahayakan jika dahan rapuh atau buah kelapa itu jatuh menimpa shelter kita.
  3. Tidak di tempat yang dicurigai sebagai sarang binatang buas atau sarang nyamuk/serangga. Karena dapat mengganggu kenyamanan beristirahat.
  4. Bahan pembuat shelter harus kuat dan pengerjaannyapun sebaik-baiknya, karena akan mempengaruhi dalam kenyamanan kita.
Dasar Ketiga : Signalling
Signalling atau memberikan tanda kepada orang yang mencari kita adalah sangat penting. Tanpa melakukan hal ini, keberadaan kita akan sulit untuk bisa ditemukan. Ada bermacam cara untuk memberikan sinyal bahwa kita masih hidup dan memerlukan pertolongan, mulai dari api, senter, penanda dengan warna cerah, bendera, cermin, peluit dls.
Anda dapat menggunakan cermin ketika anda melihat helikopter, dan senter pada malam hari. Membuat api buatan dengan asap yang berkepul juga sangat membantu. Anda dapat membuatnya dengan cara membakar material-material organik yang agak lembab. Anda juga dapat menulis kata SOS besar di atas dasar pasir pantai atau tanah gembur yang terbuka. Intinya, Anda harus kreatif agar bisa menarik perhatian orang agar segera bisa menemukan Anda.
Dasar Keempat : Air dan Makanan
Air dan makanan adalah kebutuhan vital bagi kita. Tanpa hal ini, Anda tidak akan bisasurvive atau bertahan hidup. Teknik pertama adalah, hematlah di dalam makan dan minum, terutama air, karena kita hanya mampu bertahan selama 3 hari tanpa air. Minumlah di saat dingin pada sore hari, dan jangan banyak melakukan aktivitas di siang hari yang terik. Jangan menunggu persediaan air Anda habis baru mencari air. Apabila Anda tidak mendapati sungai atau air tawar, maka Anda dapat melakukan hal berikut :i
  • Carilah batang-batang atau ranting pohon yang diduga menyimpan banyak air. Potong dan kupas. Hati-hati, sebab acap kali bukan air yang didapat tapi getah beracun.
  • Gunakan scarf atau kain yang mudah menyerap air, dan sapukan pada tanaman yang banyak mengandung embun di pagi hari. Kumpulkan sampai kain basah dan peras di dalam wadah. Lakukan sampai air mencukupi.
  • Carilah lumut yang tumbuh di bagian pohon yang lembab/jarang terkena sinar matahari, lalu kumpulkan dan bungkus di dalam scarf Anda, lalu peras sampai keluar airnya.
  • Kumpulkan daun-daun yang hijau, atau tanaman yang segar, masukkan ke dalam lubang tanah yang telah di alasi ponco (jas hujan) dan tutup dengan plastik atau ponco. Biarkan terkena terik matahari sampai menguap dan menempel di plastic penutup. Kumpulkan uap tersebut dan tampung.
  • Jika wilayah tersebut sering hujan, segera buat penampung air dari ponco yang dialas di atas tanah berlubang atau bercekuk, untuk menadah air hujan.
  • Jika di pantai, kumpulkan air laut, lalu masak sampai mendidih dan tutup atasnya dengan plastik atau wadah untuk mengumpulkan uap airnya. Anda juga bisa menggunakan terik matahari dengan menampung air laut di ponco kemudian biarkan menguap dan kumpulkan uapnya.
  • Dan masih banyak teknik-teknik lainnya.
Jangan lupa, jika memungkinkan, pastikan Anda menyaring air yang Anda dapat dengan kain untuk memisahkan partikel-partikel padat, dan memasaknya selama kurang lebih 10 menit sampai mendidih. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan terjadinya infeksi atau penyakit. Sebab, jika Anda mengalami sakit, maka Anda akan sulit untuk bisa bertahan hidup.
Selain itu, kumpulkan makanan yang Anda yakin aman dimakan. Jangan memakan buah-buahan atau daun yang Anda tidak mengetahuinya. Sebab sangat riskan dan berbahaya sekali apabila beracun. Secara umum, daun yang aman dimakan adalah yang tidak bergetah, tidak berambut, tidak berbau menyengat dan tidak mengandung lapisan lilin.
Dasar Kelima : First Aid (P3K)
First Aid (P3K) amatlah penting sebelum Anda melakukan petualangan. Obat-obatan penghilang nyeri, salep desinfektans, perban kecil dan semisalnya adalah komponen utama yang harus Anda sediakan sebelum Anda berpetualang. Ketika Anda mengalami cedera, maka hal pertama yang harus Anda lakukan adalah : JANGAN PANIK!!! Tetap tenang dan berfikir. Lakukan cara STOP, yaitu SIT (duduk), THINK (berfikir), OBSERVE(mengamati sekitar) dan PLAN (buat rencana). Ini adalah hal penting yang harus Anda lakukan sebelum lainnya. Anda harus berupaya menjaga agar otak dan fikiran Anda tetap bisa berfungsi secara rasional, dan ini adalah dasar first aid pertama yang harus Anda lakukan. Setelah itu baru Anda menganalisis dan membuat ceklist, apa saja yang kira-kira Anda perlukan dan lakukan.
Inilah 5 dasar utama untuk bisa survival di alam. Jangan lupa, selain usaha, tawakkaljuga sangatlah penting. Ingatlah terus bahwa hidup Anda berada di tangan Alloh, maka berdoa dan memintalah kepada-Nya, agar Anda diselamatkan.
Dirangkum dari beberapa sumber.


Baca Selengkapnya ....

Para Pendaki Untuk Pemula

Posted by Unknown Kamis, 28 Februari 2013 0 komentar

1.       Persiapan Diri
Persiapan yang paling penting dari kegiatan outdoor adalah kesiapan diri. Pastikan keadaan tubuh Anda berada dalam kondisi yang fit. Tidak menderita penyakit apapun, terlebih penyakit yang fatal. Lakukan olah raga secara teratur sebelum melakukan pendakian. Tujuannya jelas, agar Anda tidak ngos-ngosan ketika mendaki karena tubuh sudah terbiasa melakukan kegiatan berat. Kegiatan olah raga yang paling mudah untuk dilakukan adalah jogging. Selain mudah dan murah meriah,jogging bisa melatih stamina sekaligus fisik Anda. Kaki akan terlatih, paru-paru dan jantung juga akan terbiasa untuk menerima beban berat, memacu darah dan memompa oksigen lebih banyak dari biasanya. Bisa juga dengan sit up dan push up untuk menguatkan bagian perut dan lengan.

Untuk Anda yang merokok, saya sarankan untuk tidak merokok selama pendakian. Merokok akan memperberat kerja paru-paru. Oksigen akan berebut tempat dengan zat-zat yang terkandung pada rokok termasuk CO2 untuk masuk ke dalam darah. Padahal hemoglobin lebih mudah mengikat gas semacam CO2 daripada O2. Efeknya jelas, Anda akan merasa lebih cepat ngos-ngosan, perjalanan Anda akan terasa lebih berat. Merokok saja ketika sudah sampai di pos yang ada atau sekalian tidak usah merokok. Jangan lupa untuk tidak membuang puntung rokok sembarang. Jaga kebersihan alam.

Selanjutnya adalah persiapan mental. Kondisi di gunung tidaklah sama seperti kondisi di rumah. Gunung bisa sangat bersahabat bisa pula tiba-tiba menjadi ganas dan tak terkendali. Pelatihan untuk menghadapi kondisi ekstrem seperti badai bisa jadi sangat bermanfaat bagi Anda. Saya sendiri pernah menghadapi bagaimana ganasnya badai di gunung. Pelatihan tentang ilmu medan semacam membaca peta, membaca arah mata angin dari kondisi alam, bisa jadi sangat membantu dalam kondisi (semoga tidak terjadi) tersesat.Pelatihan tentang P3K juga akan sangat berguna untuk kegiatan outdoor ini karena di gunung tidak akan ada rumah sakit bahkan sekelas puskesmas pun tidak akan ada. Beruntunglah jika Anda naik gunung bersama dokter, tapi jika tidak, dokter saat itu adalah diri Anda sendiri.

2.       Persiapan perlengkapan
Perlengkapan juga jadi sangat penting untuk diperhatikan dalam kegiatan ini. Kegiatan outdoorbukanlah kegiatan seperti piknik ke kebun binatang atau ke taman hiburan. Perlu persiapan peralatan yang cukup memadai. Beberapa di antaranya merupakan gear yang khusus untuk digunakan dalam kegiatan outdoor.

a.       Pakaian
Gunakan pakaian yang mudah menyerap keringat namun mudah kering. Bisa memakai kaos berbahan katun. Kegiatan naik gunung pasti akan menguras keringat. Pakaian akan mudah basah oleh keringat dan pastinya pakaian yang basah akan cukup mengganggu kenyamanan. Pakaian yang mudah kering akan lebih membuat Anda nyaman ketika mendaki gunung.

Selain kaos, gunakan juga celana yang berbahan ringan dan mudah kering, semacam polyester atau bahan lain yang mudah kering. Saya tidak menyarankan untuk menggunakan jeans ketika naik gunung, selain berat, bahan ini susah kering begitu terkena air. Belum lagi bahan jeans sedikit banyak menghambat pergerakan kaki, terlebih untuk kondisi yang memerlukan kaki membuka lebar seperti menapak dengan sedikit unsur memanjat.

Untuk jaket, jaket apapun bisa dipakai, tapi perhatikan juga ketebalan jaket yang dipakai. Sesuaikan dengan tinggi gunung yang akan didaki, makin tinggi gunung, maka suhu udara akan makin rendah, pastinya jaket yang dipakai akan lebih tebal pula. Pakai jaket hanya ketika berhenti. Dalam kondisi berjalan sebisa mungkin lepaskan jaket Anda. Jaket akan membuat keringat makin deras mengucur dari tubuh Anda ketika berjalan. Jaket bisa dipakai ketika berjalan jika memang kondisi di gunung mengharuskan Anda untuk memakainya seperti kondisi angin kencang atau suhu udara memang sangat dingin.

Intinya, pakaian yang dipakai ketika naik gunung adalah pakaian yang nyaman, mudah kering, dan melindungi tubuh. Tapi bukan berarti tidak bisa tampil modis ketika naik gunung, hanya saja jangan kelewat modis. Di gunung tidak akan ada orang yang mengharapkan Anda untuk tampil modis dan tidak akan ada yang memperhatikan detail pakaian Anda. Di gunung hanya akan ada kawanan monyet dan hewan liar lainnya yang mungkin meneriaki Anda ketika Anda lewat.

b.      Sepatu
Kegiatan naik gunung ini sangat disarankan untuk menggunakan sepatu dan jangan menggunakan sandal jepit, high heel, apalagi wedges! Gunakan saja sepatu yang nyaman, yang melindungi telapak kaki dengan baik. Biasanya digunakan sepatu boot khusus untuk kegiatan outdoor. Jangan keliru dengan safety shoes yang digunakan sebagai sepatu keamanan di workshop. Meskipun mirip, safety shoes akan cukup merepotkan karena di ujung bagian depan safety shoes terdapat besi pelindung yang akan mempersulit telapak kaki untuk menekuk. Jika tidak memiliki boot, gunakan saja sepatu kets, atau sneakers. Sandal gunung bisa digunakan, hanya saja untuk kegiatan outdoor yang ringan. Bagi saya, sepatu tetap menjadi pilihan utama dalam berkegiatanoutdoor macam naik gunung.

c.       Sleeping Bag
Sleeping bag yang dipakai bisa bervariasi, tergantung selera dan tergantung kebutuhan. Gunakan yang menurut Anda nyaman dipakai dan sekali lagi sesuaikan dengan suhu udara sekitar gunung. Makin tinggi, makin dingin, baiknya makin tebal.

d.      Matras
Matras memiliki fungsi ganda, selain untuk alas ketika tidur, benda ini juga bisa digunakan sebagai pembentuk tas gunung (carrier). Selain untuk melindungi barang yang ada di dalam tas, juga bisa membuat carrier Anda terlihat kokoh. Jadi tidak perlu menggulung matras dan menggantungkannya di luar tas. Jangan lupa menyesuaikan ukuran matras dengan ukuran tas supaya pas ketika dimasukkan ke dalam tas.

e.       Cooking tool
Cooking tool ini meliputi kompor, bahan bakar (paraffin, minyak tanah, atau gas), korek, rantang, sendok, garpu, pisau, gelas, piring. Lagi-lagi peralatan ini disesuaikan dengan medan yang akan ditempuh. Makin jauh perjalanan yang ditempuh, persediaan bahan bakar juga perlu untuk ditambah. Barang-barang tersebut juga optional, piring bisa diganti dengan kertas minyak, kompor dan bahan bakar bisa menggunakan tungku batu dan kayu bakar dengan menggunakan bahan yang disediakan alam. Namun, pesan saya, jangan lupa mematikan api dan jangan meninggalkan sampah apapun di gunung.

f.        Logistic
Persiapkan bahan makanan dengan baik. Rencanakan menu makan ketika Anda melakukan pendakian. Ini penting. Pendakian itu butuh asupan kalori yang besar, terlebih untuk pendakian gunung yang memerlukan waktu berhari-hari macam Semeru. Kurang asupan gizi ketika pendakian akan sangat mengganggu. Mendaki ketika kondisi lapar itu tidak nyaman. Saya sendiri pernah merasakan ketika mendaki Gunung Gede-Pangrango. Lemas, butuh banyak berhenti.

Persiapkan juga air minum yang cukup. Lebih baik menyimpan air berlebih daripada kurang. Saya biasanya menyimpan sekitar 2-3 liter air di dalam tas. Berat memang, tapi untuk keamanan pribadi, saya rasa ini pantas.

g.       Aksesoris
Yang saya maksud aksesoris di sini adalah perlengkapan tambahan selama pendakian. Sarung tangan, penutup kepala (helm, topi, kupluk), sunglassesmaskerheadlamp/senter, kompas, peta, tongkat, pelindung kaki, parang, pisau lipat, raincoatdry bag (bisa diganti dengan kantong kresek). Barang-barang ini optional, yang saya sangat sarankan untuk dibawa adalah senter dan pisau. Jangan lupa membawa baterai cadangan.

h.      Medical kit
Bawalah medical kit standar selama dalam pendakian. Plester, kain kasa, kapas, obat luka, pembersih luka (bisa alkohol atau revanol), obat flu (selain untuk obat flu, bisa digunakan sebagai obat tidur). Obat-obatan yang bersifat khusus, bisa disesuaikan dengan kondisi tubuh. Jika memang diperlukan, bisa juga membawa oxygen cans untuk memperlancar pernapasan.

i.         Perlengkapan pribadi
Perlengkapan ini meliputi peralatan mandi, pakaian ganti, pakaian dalam, mungkin juga kosmetik (di beberapa gunung penggunaan kosmetik dilarang), lotion anti serangga, tissue (basah/kering). Bawa juga sarung, piranti yang satu ini sangatlah bermanfaat, bisa jadi alas, jadi selimut, bahkan jadi pembungkus pakaian.  Bawalah sesuai kebutuhan, jangan terlalu sedikit atau terlalu berlebihan. Ingat ini pendakian, bukan piknik ke taman ria.

j.        Tenda
Tenda biasanya digunakan secara berkelompok, tidak perlu setiap orang membawa tenda. Kapasitas tenda (doom) bervariasi, biasanya mulai dari 4 sampai 10 orang, tergantung dari ukuran. Untuk tenda perorangan, bisa menggunakan bivak. Bivak bisa saja memang tenda ukuran perorangan atau tenda yang dibuat dari mantel ponco yang dibentuk menjadi bivak. Terkadang tenda tidak diperlukan, bisa saja menggunakan fly sheet/terpal untuk berteduh. Tergantung kondisi lapangan.

k.       Tas gunung (Carrier)
Tas gunung (carrier) merupakan unsur penting dalam kegiatan pendakian, barang-barang yang saya sebutkan di atas mulai dari item c sampai item j, semuanya bisa dimasukan ke dalamcarrier. Maka dari itu pastikan carrier ini muat untuk semua barang-barang Anda. Jika terpaksa tidak muat, gunakan tas tambahan. Untuk pendakian jarak jauh (lebih dari 3 hari), bisa memakaicarrier dengan ukuran 80 liter – 120 liter. Jika memang belum cukup, gunakan saja jasa porter untuk membawa tas tambahan Anda. Saya sendiri biasanya menggunakan ukuran carrier 45 – 60 liter karena memang belum pernah mendaki gunung yang membutuhkan waktu panjang.

Item-item yang saya sebutkan adalah item-item standar untuk pendakian, memang jika dijelaskan akan sangat panjang. Tapi coba dilakukan, saya biasanya bisa memasukkan semua barang tersebut. pengaturan posisi barang dalam carrier pun penting. Letakkan barang yang memiliki berat paling ringan di bagian bawah, biasanya sleeping bag, kemudian baru barang lainnya. Saya biasa meletakkan barang dengan tingkat urgensi tinggi di bagian atas tas. Mantel, senter, dan obat-obatan biasa saya tempatkan di bagian atas, terkadang di bagian kantong luar tas. Kemudian tenda kadang saya letakkan di luar tas (dikaitkan/diikatkan pada bagian tas) kadang juga saya menjinjing tenda tersebut.

Buatlah juga rencana perjalanan Anda, ini membantu Anda untuk memandu Anda selama perjalanan. Anda akan tahu harus sejauh mana berjalan, kapan waktunya istirahat, kapan harus kembali berjalanan. Ada baiknya jika Anda adalah pendaki pemula, ajaklah pendaki senior untuk menemani selama perjalanan, paling tidak bisa sebagai guide selama perjalanan atau manfaatkan jasa porter dan guide lokal untuk memandu selama pendakian.

Pesan saya, sama seperti para pendaki lain. Junjung tinggi 3 hal ini:
1.       Jangan kau tinggalkan sesuatu kecuali jejak.
2.       Jangan kau bunuh sesuatu kecuali waktu.
3.       Jangan kau ambil sesuatu kecuali gambar.

Alangkah indahnya jika kita bisa ikut melestarikan alam dengan usaha kecil kita. Tidak membuang sampah di gunung, bawa pulang kembali sampahmu. Tidak membunuh hewan endemik terlebih hewan langka dan tidak mengambil tumbuhan langka macam edelweiss. Edelweiss bukanlah simbol kehebatan seorang pendaki, justru yang mengambilnya adalah pendaki kelas tikus, yang umpet-umpetan dengan penjaga hutan, sekaligus umpet-umpetan dengan teman sesama pendaki. Persetan lah dengan pendaki yang sok pamer dengan edelweiss yang bisa dia ambil dari gunung.

Tidak ada salahnya mendaki gunung, sekalipun untuk pemula. Semua pendaki senior awalnya juga pemula, semuanya belajar untuk mencapai tahap ahli dalam pendakian. Pun saya, saya juga pendaki yang masih pemula, masih awam. Mari belajar bersama, kawan.

Baca Selengkapnya ....