MENGHINDARI BINATANG LIAR DI GUNUNG

Posted by Unknown Selasa, 12 Maret 2013 3 komentar


Dalam pendakian gunung, bertemu binatang liar memang menjadi menu yang terkadang sulit di hindari. Tetapi tentu ada cara atau tips untuk menghindarinya atau paling tidak mengantisipasi sejak dini. Dan berikut ini tips menghindari binatang liar di gunung yang bisa Anda jadikan acuan.

Mendaki gunung atau menyusuri hutan jadi cara traveling favorit para petualang. Memutuskan naik gunung, sama saja dengan bermain di habitat asli berbagai hewan liar yang tak jarang berbahaya dan beracun.


1. Jauhi hewan yang sedang bersama anaknya
Semua hewan liar umumnya akan menghindari manusia, kecuali jika merasa terpojok atau terancam. Salah satu hal yang bisa membuat hewan liar menyerang adalah ketika ia bersama anaknya. Naluri melindungi anak pada hewan begitu tinggi, begitu ia melihat ada manusia yang bisa mengganggu anaknya, secara alami ia akan lebih agresif untuk melindungi anaknya.

2. Hindari mendaki pada malam hari
Kebanyakan hewan buas, seperti macan, aktif pada malam hari atau nokturnal. Salah satu cara agar terhindar dari ancaman hewan buas adalah mendaki pada pagi atau siang hari. Hentikan segala aktivitas pada malam hari, agar risiko berjumpa hewan buas sangat kecil.

3. Jangan panik saat bertemu ular
Sebagian besar ular yang ada di Indonesia tidak berbisa. Kemungkinan untuk bertemu ular berbisa pun hanya 6 - 8% saja. Jadi, jangan terlalu takut saat bertemu ular. Kalaupun Anda melihat ular secara tidak sengaja saat menjelajah hutan atau gunung, jangan langsung panik. Cukup diam di tempat, tenangkan diri dan perhatikan kulit ular. Ular yang berbisa umumnya memiliki kulit mengkilap. Jangan ganggu ular dengan lemparan batu atau suara ribut. Suasana sekitar yang tenang membuat ular merasa aman, sehingga tidak menyerang.

4. Gunakan pakaian lengkap, jangan terlalu terbuka
Penting sekali memerhatikan pakaian saat mendaki gunung. Gunakan sepatu boot, celana dan baju lengan panjang. Jangan lupa juga untuk mengenakan topi. Sepatu boot bisa menghindari Anda dari gigitan hewan buas yang berada di tanah.

Begitu juga dengan celana dan baju lengan panjang, ini bisa menghindari Anda dari pacet atau lintah yang banyak ditemukan di gunung atau hutan. Topi melindungi kepala Anda dari kejatuhan hewan berbahaya yang mungkin saja jatuh dari atas pohon.

5. Jangan gunakan parfum atau sabun
Parfum atau sabun umumnya menghasilkan aroma segar yang bisa mengundang serangga, seperti lebah dan tawon. Tidak menggunakan parfum atau sabun sebelum mendaki bisa menghindari Anda dari sengatan lebah.

6. Jangan duduk di pohon tumbang atau batu besar
Ketika lelah, sebaiknya jangan duduk di pohon tumbang atau batu besar, kecuali sudah diperiksa terlebih dahulu. Ular atau kalajengking umumnya senang bersembunyi di sela - sela batu dan kayu. Dengan berhati - hati saat istirahat, Anda telah menghindar dari ancaman hewan buas.

Baca Selengkapnya ....

Teknik SURVIVAL Ketika Digigit Ular

Posted by Unknown Jumat, 01 Maret 2013 0 komentar

Sebelum bicara tentang teknik survival ketika digigit ular, harus kita fahami dahulu bahwa mencegah adalah lebih baik daripada mengobati. Sebuah idiom mengatakan, prevention is the best cure, pencegahan adalah obat terbaik. Jadi, sebelum kita bicara masalah survival dari gigitan ular, maka lakukan dahulu langkah pencegahan dari digigit ular. Hal pertama yang bisa kita lakukan adalah, menggunakan sepatu boot atau sepatu gunung yang tebal dan menutupi mata kaki. Hindari bertelanjang kaki ketika kita berada di alam liar kecuali dalam keadaan darurat.
Selain itu, memakai celana panjang cukup membantu dari serangan ular. Ketikatracking, upayakan melewati jalan yang biasa dilalui, hindari crossing dengan membuat jalan pintas baru, kecuali apabila mendesak. Hindari lubang atau liang di tanah, jangan buang air di tempat tersebut.
Apabila kita mendapati ular, maka jangan melakukan tindakan frontal. Mundurlah dengan perlahan dan upayakan menjaga jarak dari ular setidak-tidaknya sepanjang ular tersebut. Ingatlah, ular dapat melakukan serangan sepanjang separuh tubuhnya. Belum lagi ular yang dapat menyemburkan bisa dari mulutnya seperti ular cobra. Yang paling aman adalah, jangan mengganggu ular tersebut, carilah jalan lain atau biarkan ular tersebut menyingkir terlebih dahulu.
Namun apabila Anda atau rekan Anda digigit ular, maka lakukan pertolongan pertama berikut ini :
  • Cuci dan bilas bekas gigitan dengan sabun dan air sesegera mungkin
  • Jangan letakkan es batu atau benda dingin lainnya di bekas gigitan.
  • Rendahkan posisi bagian tubuh yang tergigit lebih rendah daripada jantung, karena hal ini dapat membantu melambatkan penyebaran bisa.
  • Jangan banyak menggerakkan bagian tubuh yang tergigit ular, sebab akan membantu mempercepat penyebaran bisa.
  • Perban dan ikat di sekitar 2-4 inci di atas bekas gigitan untuk memperlambat penyebaran bisa.
  • Namun jangan mengikatnya terlalu kuat, karena dapat memutuskan aliran peredaran darah dan merusak bagian anggota tubuh tersebut. Pengikatan yang baik adalah Anda masih dapat menyelipkan jari Anda di antara perban atau pengikat.
  • Jangan sekali-kali berusaha menghisap bisa dari bekas luka, sebab dapat mentransferkan bisa ke dalam aliran darah Anda melalui mulut.
  • Sesegera mungkin mencari pertolongan dokter untuk membantu memberikan penawar bisa.

Baca Selengkapnya ....

5 DASAR KEAHLIAN SURVIVAL

Posted by Unknown 0 komentar

Ada 5 dasar keahlian survival yang harus diketahui dan difahami oleh seorang petualang alam. Di sini Saya akan menurunkan hanya prinsip-prinsip dasarnya saja, bukan penjelasan mendetailnya. Sebelum membahas 5 dasar survivaltersebut, ada satu elemen terpenting di dalam survival yang harus menjadi titik perhatian, yaitu apa yang ada di antara dua telinga Anda, otak. Satu hal yang penting lagi adalah : JANGAN PANIK, karena kepanikan akan menyebabkan segala pengetahuan dan pengalaman Anda hilang.
Dasar Pertama : Api
Api adalah elemen penting dalam survival, bahkan mungkin api adalah sahabat utama kita di kala kita tersesat di alam liar. Api dapat berguna untuk sumber cahaya bagi kita ketika gelap, menyediakan kehangatan di kala dingin, menjauhkan hewan buas, memasak makanan dan air, dapat digunakan sebagai sinyal penyelamatan dan untuk memurnikan air.
Sebelum Anda melakukan aktivitas outdoor, pastikan Anda membawa sumber api (korek, pemantik dan semisalnya) yang cukup untuk minimal persediaan dua hari. Beberapa api unggun kecil, lebih menghangatkan dibandingkan satu api unggun yang besar. Lebih baik, mengumpulkan kayu bakar secukupnya untuk satu malam, dan kumpulkan lagi sejumlah yang sama untuk keesokan harinya daripada langsung mengambil banyak untuk satu malam.
Perapian yang baik haruslah diatur sedemikian rupa sehingga kayu dapat terbakar secara merata. Dengan penyusunan perapian yang baik dapat memberikan berbagai fungsi. Selain untuk menghangatkan tubuh, memasak, juga dapat dijadikan alat penghalau binatang.
Untuk mendapatkan perapian yang baik, diperlukan kayu/ranting yang kering dan mudah terbakar. Perapian yang baik biasanya dimulai dari ranting-ranting kecil untuk dijadikanfire starter. Untuk selanjutnya dapat dilanjutkan dengan kayu-kayu yang lebih besar.
Apabila Anda kehabisan pemantik atau korek, maka Anda harus memutar otak untuk membuat api. Ada beberapa cara/teknik tradisional yang cukup ampuh, namun membutuhkan kesabaran, usaha yang tak kenal lelah dan keahlian.
Beberapa teknik membuat api tanpa korek/pemantik :
1. Memantik
Cara ini dilakukan dengan membenturkan atau menggesekan dua benda keras. Dapat dilakukan dengan dua benda yang sejenis ataupun dengan dua benda yang berbeda jenis. Cara yang dapat digunakan bermacam-macam, yang penting adalah dapat menimbulkan bunga api.
Salah satu caranya adalah dengan memaku kayu bidang datar hingga yang tampak bagian kepalanya saja. Kemudian gesekan/benturkan batu atau logam ke arah kepala paku tersebut. Gesekan dengan sedikit ditekan dan agak cepat hingga menimbulkan bunga api dan diarahkan ke sabut kering, daun kering atau semisalnya yang mudah terbakar. Jika sudah ada titik api tertangkap, segera tiup-tiup untuk menghidupkan api,
2. Gergaji Api (Fire Saw)
Cara ini membutuhkan tenaga yang cukup besar dan kuat. Cara ini memanfaatkan efek panas akibat gesekan kayu. Metodanya seperti menggergaji kayu dengan kayu lainnya, sehingga menimbulkan bunga api. Biasanya kayu yang digunakan berbeda antara kayu satu dengan kayu yang lainya. Kayu yang dipilih adalah kayu yang empuk sehingga tidak terlalu sulit dalam melakukan penggergajian. Ketika mulai muncul asap, segera arahkan ke sabut kering dan tiup-tiup agar api segera terbentuk.
3. Fire Thong
Fire Thong adalah cara mendapatkan api dari sehelai kulit kayu atau rotan kering yang ditarik menyilang di atas sepotong kayu atau rotan kering. Kulit rotan tersebut dililitkan pada sebatang pohon yang empuk, lalu ditarik oleh tangan kanan dan kiri secara bergantian. Pada bagian bawahnya diberi sabut, kawul, atau dedaunan kering yang siap menangkap bunga api.
Dasar Kedua : Shelter
Shelter adalah segala hal yang berguna untuk melindungi tubuh dari hujan, panas matahari, angin, dingin dan lingkungan sekitar. Shelter pertama kita adalah tentu saja pakaian yan kita gunakan. Oleh karena itu, perhatikanlah pakaian Anda sebelum Anda melakukan petualangan kea lam. Sebab, tiap lingkungan pasti membutuhkan pakaian yang berbeda. Upayakan untuk menggunakan pakaian yang tahan dingin di kala malam, menyerap keringat dan mudah kering, serta berbahan material yang kuat, tidak mudah rusak atau robek. Selain itu, topi juga cukup penting.
Kemudian, baru kita beranjak ke shelter sebagai tempat berteduh. Jangan membuang-buang tenaga apabila alam telah menyediakan shelter bagi Anda, seperti gua, batu besar, cekukan tebing, pohon besar atau lubang di tanah. Tapi ingat, pastikan :
  • Shelter alami tersebut bukanlah sarang binatang buas.
  • Shelter tersebut tidak rawan longsor dan runtuh.
  • Shelter tersebut tidak mudah disapu air, banjir, hujan dls
  • Shelter tersebut tidak mengeluarkan gas beracun. Caranya dengan memasukkan obor ke dalamnya, jika obor tetap menyala, maka bisa dikatakan bebas gas beracun.
  • Jika berteduh di bawah pohon, pastikan pohon tersebut adalah pohon yang kokoh tidak mudah tumbang, dan tidak berbuah dengan buah yang besar yang dapat membahayakan apabila jatuh menimpa.
Namun, apabila kita tidak mendapati shelter alami, maka kita bisa membangun shelter sendiri, baik dari bahan-bahan yang kita bawa sendiri (seperti tenda, ponco, doom, dls) ataupun dengan mengumpulkan dari alam (seperti ranting, pelepah, dls). Tetap harus melihat posisi untuk membangun shelter, diantaranya :
  1. Jangan membangun shelter di tempat yang riskan tergenang air (banjir), seperti di tepi sungai. Walaupun tempat itu terlihat bersih dan kering, akan sangat berbahaya apabila datang hujan.
  2. Usahakan dalam pembuatan shelter tidak dibawah pohon yang berdahan rapuh atau di bawah pohon kelapa. Karena dapat membahayakan jika dahan rapuh atau buah kelapa itu jatuh menimpa shelter kita.
  3. Tidak di tempat yang dicurigai sebagai sarang binatang buas atau sarang nyamuk/serangga. Karena dapat mengganggu kenyamanan beristirahat.
  4. Bahan pembuat shelter harus kuat dan pengerjaannyapun sebaik-baiknya, karena akan mempengaruhi dalam kenyamanan kita.
Dasar Ketiga : Signalling
Signalling atau memberikan tanda kepada orang yang mencari kita adalah sangat penting. Tanpa melakukan hal ini, keberadaan kita akan sulit untuk bisa ditemukan. Ada bermacam cara untuk memberikan sinyal bahwa kita masih hidup dan memerlukan pertolongan, mulai dari api, senter, penanda dengan warna cerah, bendera, cermin, peluit dls.
Anda dapat menggunakan cermin ketika anda melihat helikopter, dan senter pada malam hari. Membuat api buatan dengan asap yang berkepul juga sangat membantu. Anda dapat membuatnya dengan cara membakar material-material organik yang agak lembab. Anda juga dapat menulis kata SOS besar di atas dasar pasir pantai atau tanah gembur yang terbuka. Intinya, Anda harus kreatif agar bisa menarik perhatian orang agar segera bisa menemukan Anda.
Dasar Keempat : Air dan Makanan
Air dan makanan adalah kebutuhan vital bagi kita. Tanpa hal ini, Anda tidak akan bisasurvive atau bertahan hidup. Teknik pertama adalah, hematlah di dalam makan dan minum, terutama air, karena kita hanya mampu bertahan selama 3 hari tanpa air. Minumlah di saat dingin pada sore hari, dan jangan banyak melakukan aktivitas di siang hari yang terik. Jangan menunggu persediaan air Anda habis baru mencari air. Apabila Anda tidak mendapati sungai atau air tawar, maka Anda dapat melakukan hal berikut :i
  • Carilah batang-batang atau ranting pohon yang diduga menyimpan banyak air. Potong dan kupas. Hati-hati, sebab acap kali bukan air yang didapat tapi getah beracun.
  • Gunakan scarf atau kain yang mudah menyerap air, dan sapukan pada tanaman yang banyak mengandung embun di pagi hari. Kumpulkan sampai kain basah dan peras di dalam wadah. Lakukan sampai air mencukupi.
  • Carilah lumut yang tumbuh di bagian pohon yang lembab/jarang terkena sinar matahari, lalu kumpulkan dan bungkus di dalam scarf Anda, lalu peras sampai keluar airnya.
  • Kumpulkan daun-daun yang hijau, atau tanaman yang segar, masukkan ke dalam lubang tanah yang telah di alasi ponco (jas hujan) dan tutup dengan plastik atau ponco. Biarkan terkena terik matahari sampai menguap dan menempel di plastic penutup. Kumpulkan uap tersebut dan tampung.
  • Jika wilayah tersebut sering hujan, segera buat penampung air dari ponco yang dialas di atas tanah berlubang atau bercekuk, untuk menadah air hujan.
  • Jika di pantai, kumpulkan air laut, lalu masak sampai mendidih dan tutup atasnya dengan plastik atau wadah untuk mengumpulkan uap airnya. Anda juga bisa menggunakan terik matahari dengan menampung air laut di ponco kemudian biarkan menguap dan kumpulkan uapnya.
  • Dan masih banyak teknik-teknik lainnya.
Jangan lupa, jika memungkinkan, pastikan Anda menyaring air yang Anda dapat dengan kain untuk memisahkan partikel-partikel padat, dan memasaknya selama kurang lebih 10 menit sampai mendidih. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan terjadinya infeksi atau penyakit. Sebab, jika Anda mengalami sakit, maka Anda akan sulit untuk bisa bertahan hidup.
Selain itu, kumpulkan makanan yang Anda yakin aman dimakan. Jangan memakan buah-buahan atau daun yang Anda tidak mengetahuinya. Sebab sangat riskan dan berbahaya sekali apabila beracun. Secara umum, daun yang aman dimakan adalah yang tidak bergetah, tidak berambut, tidak berbau menyengat dan tidak mengandung lapisan lilin.
Dasar Kelima : First Aid (P3K)
First Aid (P3K) amatlah penting sebelum Anda melakukan petualangan. Obat-obatan penghilang nyeri, salep desinfektans, perban kecil dan semisalnya adalah komponen utama yang harus Anda sediakan sebelum Anda berpetualang. Ketika Anda mengalami cedera, maka hal pertama yang harus Anda lakukan adalah : JANGAN PANIK!!! Tetap tenang dan berfikir. Lakukan cara STOP, yaitu SIT (duduk), THINK (berfikir), OBSERVE(mengamati sekitar) dan PLAN (buat rencana). Ini adalah hal penting yang harus Anda lakukan sebelum lainnya. Anda harus berupaya menjaga agar otak dan fikiran Anda tetap bisa berfungsi secara rasional, dan ini adalah dasar first aid pertama yang harus Anda lakukan. Setelah itu baru Anda menganalisis dan membuat ceklist, apa saja yang kira-kira Anda perlukan dan lakukan.
Inilah 5 dasar utama untuk bisa survival di alam. Jangan lupa, selain usaha, tawakkaljuga sangatlah penting. Ingatlah terus bahwa hidup Anda berada di tangan Alloh, maka berdoa dan memintalah kepada-Nya, agar Anda diselamatkan.
Dirangkum dari beberapa sumber.


Baca Selengkapnya ....