Tehnik Membuat Perangkap Hewan Di Hutan

Posted by Unknown Selasa, 03 September 2013 0 komentar
Tehnik membuat perangkap hewan di hutan merupakan salah satu ilmu yang wajib dikuasai  sebagai salah satu dasar survival ketika kehabisan makanan. Di hutan sebenarnya kaya dan penuh akan makanan, hewan dan tanaman semuanya tersedia tinggal bagaimana kita memilih dan mendapatkannya. Untuk hewan kita bisa menangkapnya dengan membuat perangkap.

Perangkap atau trap ini adalah teknik untuk menangkap hewan kecil di hutan yang nantinya bisa kita ambil dagingnya kemudian di makan. Prinsip dalam membuat perangkap ini adalah ia memiliki kekuatan yang cukup, karena akan percuma kalau nantinya hewan yang di tangkap ternyata bisa lolos. Kemudian kita pun harus tahu hewan apa saja yang biasanya lewat di daerah tersebut, sehingga kita bisa membuat perangkap yang pas.

Berikut adalah beberapa jenis perangkap yang bisa kita gunakan di hutan.

1. Perangkap Umpan
Sesuai namanya maka kita gunakan umpan sebagai perangkap, umpan ( bait ) di sini adalah suatu jenis makanan yang hewan tersebut familiar nantinya, tidak terlalu besar dan tidak pula terlalu kecil. Prinsipnya sederhana, hanya mengunakan pengait sebagai pemicu dari perangkap ini.

www.belantaraindonesia.org

Sehingga ketika pengait tersebut kendur, maka tali akan mengencang dan si hewan akan terjerat di lehernya. Tapi hal yang harus di perhatikan adalah arah dari hewat tersebut, pastikan ia mengambil makanan melalui jerat sehingga kita bisa menangkapnya. Lebih baiknya di posisikan untuk leher, namun kalau pun untuk bagian tertentu seperti kaki atau badan, sebenarnya tidak masalah. 

2. Perangkap Angka Empat
Sesuai namanya, perangkap ini di ambil dari angka empat dan bentuknya menyerupai angka empat. Prinsip dari perangkap ini adalah menjatuhkan benda berat ke hewan.

www.belantaraindonesia.org

Hal yang perlu di perhatikan adalah benda yang nantinya di jatuhkan harus cukup berat sehingga dapat membunuh hewan sekali jatuh atau paling tidak melukainya.

3. Perangkap Pohon
Perangkap ini prinsip kerjanya mirip dengan yang pertama, yaitu mengandalkan ikatan yang menjerat si hewan. Perangkap ini terbilang cukup berbahaya, karena bisa menyebabkan si hewan tergantung dan mati nantinya. Gunakan perangkap ini dengan bijaksana.

www.belantaraindonesia.org

4. Perangkap Lubang Kematian
Bentuk dan prinsip kerjanya sangat mudah, Anda tinggal melihat bentuknya di atas. Ya, perangkap ini mengandalkan hewan yang nantinya akan terperosok ke dalam lubang dan tertusuk sehingga tidak berdaya.

www.belantaraindonesia.org

Perangkap ini sangat cocok ketika Anda berada di hutan dalam waktu yang lama dan tidak memiliki perlengkapan yang mendukung. Perangkap ini dapat menangkap hewan yang besar sekalipun, namun hal yang harus di perhatikan Anda akan membutuhkan banyak energi untuk membuat lobangnya, jadi pastikan Anda memiliki cukup energi.

Cara membuatnya adalah :
  • Perhatikan jalur hewan yang sering lewat
  • Buat lubang yang cukup besar di sana
  • Berhentilah ketika lubang sudah cukup dalam untuk menahan hewan, kemudian taruh tongkat runcing di bawahnya.
  • Setelah lubang selesai, tutupi dengan ranting - ranting dan juga dedaunan di atasnya
Itulah bebarapa jenis perangkap sederhana yang bisa kita gunakan ketika di hutan. Namun hendaknya Anda pun memiliki bahan untuk membuatnya seperti kawat, tali, dan sebagainya. Paling tidak Anda mililiki pisau survival sehingga Anda bisa membuat tali dari kulit pohon. 

Baca Selengkapnya ....

PENGERTIAN ORIENTERING

Posted by Unknown 0 komentar
Tipe-Tipe Orienteering Kompetisi
Sebagai sebuah olahraga kompetisi, ada 2 tipe utama event-event orienteering kompetisi :
  • Point-to-Point Orienteering
Perencana lintasan orienteering memilih lokasi-lokasi kontrol di medan sebenarnya bagi para peserta untuk ditemukan atau dikunjungi, tapi masing-masing peserta harus menentukan rute perjalanannya sendiri dari lokasi kontrol yang diketahui ke kontrol berikutnya.
Variasi Tipe Point-to-Point Orienteering
-      Cross-Country Orienteering
Peserta harus mengunjungi kontrol-kontrol dari sebuah lintasan orienteering sesuai urutan yang ditentukan secepat mungkin.
Pemenang adalah peserta yang waktu tempuhnya tercepat. Cross-country orienteering sangat popular dan kebanyakan digunakan dalam kejuaraan-kejuaraan orienteering tingkat nasional & internasional.
-      Score Orienteering
Dalam Score Orienteering, peserta harus mengumpulkan poin sebanyak mungkin dari kontrol-kontrol selama waktu yang ditentukan.
Setiap kontrol mempunyai poin yang berbeda-beda, tergantung jaraknya dari lokasi Start & tingkat kesulitan navigasi untuk ditemukan. Peserta yang waktu tempuhnya melebihi waktu yang ditentukan akan dikurangi poinnya per menit keterlambatan. Pemenang adalah peserta yang memperoleh poin tertinggi.
System ini sering digunakan dalam LOMBA ORIENTEERING BRAHMAHARDHIKA. Dimana kontrol-kontrol yang disebar di medan tidak diketahui kodenya. Hal ini dimaksudkan agar peserta benar-benar melakukan navigasi dengan benar. Apabila kontrol yang diambil salah penempatan kodenya pada kartu kontrol, maka tidak akan dihitung nilainya.
-      Relay Orienteering
Prinsip dasar Relay Orienteering sama seperti Cross-Country Orienteering, tapi dilakukan secara tim (terdiri atas 2 orang atau lebih). Setiap anggota tim secara perseorangan menyelesaikan
masing-masing lintasan orienteeringnya secara estafet atau bergantian giliran.
Pemenang adalah tim yang waktu tempuhnya tercepat. Peserta giliran pertama setiap tim akan diberangkatkan dari lokasi Start secara serentak (mass starting).
  • Preset-Course Orienteering
Perencana lintasan orienteering tidak hanya memilih lokasi-lokasi kontrol di medan sebenarnya bagi peserta untuk ditemukan atau dikunjungi, tapi juga memilih dan menentukan rute-rute yang harus para peserta ikuti dari lokasi kontrol yang tidak diketahui ke kontrol selanjutnya sepanjang seluruh lintasannya.
Variasi Tipe Preset-Course Orienteering
-      Line Orienteering
Peserta harus mengikuti rute yang ditandai pada peta untuk menemukan lokasi kontrol kontrol secara berurutan selama waktu yang ditentukan.
Jika menemukan kontrol, peserta harus menandai kartu kontrolnya dengan alat penusuk yang terdapat di lokasi kontrol & memplot kedudukan pasti lokasi kontrol pada peta (menandai dengan sebuah lingkaran).
Pemenang adalah peserta yang paling banyak menemukan kontrol & paling akurat memplot kedudukan pasti lokasi kontrol pada peta.
-      Route Orienteering
Peserta harus mengikuti rute yang ditandai di medan dengan pita-pita atau sejenisnya untuk menemukan lokasi kontrol-kontrol secara berurutan selama waktu yang ditentukan.
Jika menemukan kontrol, peserta harus menandai kartu kontrolnya dengan alat penusuk yang terdapat di lokasi kontrol & memplot kedudukan pasti lokasi kontrol pada peta (menandai dengan sebuah lingkaran). Setiap ketidakakuratan memplot pada peta akan mendapat pinalti berupa pengurangan poin atau penambahan waktu tempuh.
Pemenang adalah peserta yang paling akurat memplot kedudukan pasti lokasi kontrol pada peta atau paling cepat waktu tempuhnya.

Baca Selengkapnya ....

SEJARAH PEGUNUNGAN JAYAWIJAYA

Posted by Unknown 1 komentar


Pegunungan Jayawijaya adalah nama untuk deretan pegunungan yang terbentang memanjang di tengah provinsi Papua Barat dan Papua (Indonesia) hingga Papua Newguinea di Pulau Irian. Deretan Pegunungan yang mempunyai beberapa puncak tertinggi di Indonesia ini terbentuk karena pengangkatan dasar laut ribuan tahun silam.
Meski berada di ketinggian 4.800 mdpl, fosil kerang laut, misalnya, dapat dilihat pada batuan gamping dan klastik yang terdapat di Pegunungan Jayawijaya. Karena itu, selain menjadi surganya para pendaki, Pegunungan Jayawijaya juga menjadi surganya para peneliti geologi dunia.
Selain dikenal dengan nama Puncak Jaya, puncak tertinggi ini juga terkenal dengan sebutan Carstenz Pyramide, atau Puncak Carstensz.nama tersebut diambil dari seorang petualang dari negeri Belanda, yakni Jan Carstensz, yang pertama kali melihat adanya puncak bersalju di daerah tropis, sepatnya di Pulau Papua.
Pengamatan tersebut dilakukan oleh Jan Crastensz melalui sebuah kapal laut pada tahun 1623. Karena belum bisa dibuktikan dengan pengamatan langsung, laporan itu dianggap mengada-ada. Sebab, bagi orang Eropa, menemukan pegunungan bersalju di tanah tropis adalah sesuatu yang hampir mustahil. Kebenaran laporan Carstensz terungkap setelah hampir tiga ratus tahun kemudian, ketika tahun 1899 sebuah ekspedisi Belanda membuat peta Pulau Papua dan menemukan puncak gunung yang diselimuti salju sebagaimana dilaporkan oleh Crastensz.
Untuk menghormati Carstensz, maka puncak gunung tersebut kemudian diberi nama sesuai namanya. Sedangkan sebutan Puncak Jayawijaya merupakan pemeberian Presiden Soekarno setelah berhasil merengkuh kedaulatan Papua Barat dari Belanda. Nama ini mengandung makna “puncak kemenangan”, sebagai ungkapan syukur atas bersatunya Papua Barat dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pegunungan Jayawijaya juga merupakan satu-satunya pegunungan dan gunung di Indonesia yang memiliki puncak yang tertutup oleh salju abadi. Meskipun tidak seluruh puncak dari gugusan Pegunungan Jayawijaya yang memiliki salju. Salju yang dimiliki oleh beberapa puncak bahkan saat ini sudah hilang karena perubahan cuaca secara global.Wisata Nusantara Surga Dunia. 

Baca Selengkapnya ....

MENDAKI YANG BAIK DAN BENAR

Posted by Unknown Senin, 22 April 2013 2 komentar

Mendaki gunung pada dasarnya adalah olah raga berjalan. Karenanya penguasaan teknik berjalan yang benar wajib diketahui, seperti pejalan kaki lainnya perlu diperhatikan irama berjalan santai dengan suatu seni tersendiri.

Ada beberapa patokan yang perlu diperhatikan dalam berjalan di gunung. 

Berjalanlah dengan langkah-langkah kecil, jangan memaksakan kaki untuk melangkah terlalu lebar.

Dengan langkah-langkah kecil nafas lebih teratur dan ini baik untuk menghemat tenaga.

Lebih baik berjalan lambat dengan istirahat yang sedikit dari pada berjalan cepat cepat tetapi dengan istirahat yang lebih banyak pula.
Sebagai ukuran minimal boleh dikatakan berjalan satu jam dengan istirahat 10 menit adalah normal.

Ketika beristirahat duduklah dengan kaki yang melonjar lurus sedikit diatas badan untuk mengembalikan darah supaya mengalir normal. Teguklah sedikit minuman dan makanlah beberapa makanan kecil. Usahakan agar tidak beristirahat ditempat yang berangin , karena dapat mengerutkan otot yang sedang beristirahat.

Jangan terlalu lama beristirahat, karena otot – otot kaki yang sudah panas dan kencang mengendur dan membutuhkan pemanasan kembali. Apabila dirasakan perlu melakukan istirahat yang lebih lama dari biasanya, itu merupakan bukti berjalannya terlalu cepat. Dan apabila diperlukan istirahat setiap setengah jam atau kurang itu pertanda fisik pendaki terlalu capai dan lemah.

Bila tujuan pendakian masih terlalu jauh dan fisik sudah mengalami kelelahan yang tinggi maka sebaiknya dilakukan peristirahatan yang lama,. Bila perlu dengan membuka tenda.

Pilihlah lokasi yang baik, pemandangan yang indah, nikmatilah untuk mengurangi perasaan lelah ketika berjalan. Makan dan minum secukupnya untuk mengembalikan tenaga, ada baiknya memakan sedikit garam untuk menghindari keram.

Ketika berjalan perhatikan betul medan yang dihadapi. Berhati hatilah kalau menghadapi medan yang penuh dengan kerikil atau batu-batu yang tajam, batu-batu sungai, atau medan yang  berumput dan terjal serta medan berlumpur dan ilalang karena kaki mudah tergelincir pada lubang-lubang yang tidak kelihatan


Baca Selengkapnya ....

LINTAH DAN PACET

Posted by Unknown 0 komentar


Lintah atau Pacet , adalah sejenis cacing yang banyak terdapat di hutan hujan tropis, tempat yang lembab, sungai, danau dan laut. Tempat-tempat berkemah yang dekat sungai dan air terjun, jalur pendakian yang lembab seringkali terdapat pacet.

Pacet memiliki alat penghisap berbentuk bulat di kedua ujung tubuhnya, di tengah-tengah alat penghisap bagian depan terdapat mulut dan juga memiliki gigi. Kebanyakan pacet hidup sebagai parasit dengan cara menghisap darah atau jaringan tubuh binatang lainnya untuk memperoleh makanannya. Ada juga yang hidup dengan makan sisa-sisa binatang dan tumbuhan.

Pacet menyerang korbannya dengan menggunakan alat penghisap bagian depan, melukai dan menghisap darahnya. Pacet penghisap darah menghasilkan suatu cairan yang mampu mencegah terjadinya penggumpalan dan pengeringan darah sehingga mempermudah penghisapan.

Tubuh pacet terdiri dari beberapa bagian -bagian seperti cincin dengan panjang tubuh 2 hingga 20cm dan dapat mengerut maupun mengembangkan tubuhnya, dengan tubuh berwarna hitam, merah atau coklat, kadang bergaris atau berbintik. Pacet memiliki bagian tubuh yang peka cahaya, sentuhan, suhu dan cuaca. Pacet memiliki alat kelamin jantan dan betina.

Lintah dan pacet adalah hewan yang tergabung dalam filum Annelida subkelas Hirudinea. Terdapat jenis lintah yang dapat hidup di daratan, air tawar, dan laut. Seperti halnya kerabatnya, Oligochaeta, mereka memiliki klitelum. Seperti cacing tanah, lintah juga hermaprodit (berkelamin ganda). Lintah obat Eropa, Hirudo medicinalis, telah sejak lama dimanfaatkan untuk pengeluaran darah (plebotomi) secara medis.

Lintah dibedakan dari pacet bukan berdasarkan taksonomi, tetapi lebih pada habitat kesukaannya. Lintah sehari-hari hidup di air, sedangkan pacet sehari-harinya melekat pada daun atau batang pohon (di luar air).

Semua spesies lintah adalah karnivora. Beberapa merupakan predator, mendapat makanan dari berbagai jenis invertebrata seperti cacing, siput, atau larva serangga.

Untuk melepas pacet atau lintah yang menempel gunakan air tembakau , abu rokok, atau air garam.

Baca Selengkapnya ....

MENGHINDARI BINATANG LIAR DI GUNUNG

Posted by Unknown Selasa, 12 Maret 2013 3 komentar


Dalam pendakian gunung, bertemu binatang liar memang menjadi menu yang terkadang sulit di hindari. Tetapi tentu ada cara atau tips untuk menghindarinya atau paling tidak mengantisipasi sejak dini. Dan berikut ini tips menghindari binatang liar di gunung yang bisa Anda jadikan acuan.

Mendaki gunung atau menyusuri hutan jadi cara traveling favorit para petualang. Memutuskan naik gunung, sama saja dengan bermain di habitat asli berbagai hewan liar yang tak jarang berbahaya dan beracun.


1. Jauhi hewan yang sedang bersama anaknya
Semua hewan liar umumnya akan menghindari manusia, kecuali jika merasa terpojok atau terancam. Salah satu hal yang bisa membuat hewan liar menyerang adalah ketika ia bersama anaknya. Naluri melindungi anak pada hewan begitu tinggi, begitu ia melihat ada manusia yang bisa mengganggu anaknya, secara alami ia akan lebih agresif untuk melindungi anaknya.

2. Hindari mendaki pada malam hari
Kebanyakan hewan buas, seperti macan, aktif pada malam hari atau nokturnal. Salah satu cara agar terhindar dari ancaman hewan buas adalah mendaki pada pagi atau siang hari. Hentikan segala aktivitas pada malam hari, agar risiko berjumpa hewan buas sangat kecil.

3. Jangan panik saat bertemu ular
Sebagian besar ular yang ada di Indonesia tidak berbisa. Kemungkinan untuk bertemu ular berbisa pun hanya 6 - 8% saja. Jadi, jangan terlalu takut saat bertemu ular. Kalaupun Anda melihat ular secara tidak sengaja saat menjelajah hutan atau gunung, jangan langsung panik. Cukup diam di tempat, tenangkan diri dan perhatikan kulit ular. Ular yang berbisa umumnya memiliki kulit mengkilap. Jangan ganggu ular dengan lemparan batu atau suara ribut. Suasana sekitar yang tenang membuat ular merasa aman, sehingga tidak menyerang.

4. Gunakan pakaian lengkap, jangan terlalu terbuka
Penting sekali memerhatikan pakaian saat mendaki gunung. Gunakan sepatu boot, celana dan baju lengan panjang. Jangan lupa juga untuk mengenakan topi. Sepatu boot bisa menghindari Anda dari gigitan hewan buas yang berada di tanah.

Begitu juga dengan celana dan baju lengan panjang, ini bisa menghindari Anda dari pacet atau lintah yang banyak ditemukan di gunung atau hutan. Topi melindungi kepala Anda dari kejatuhan hewan berbahaya yang mungkin saja jatuh dari atas pohon.

5. Jangan gunakan parfum atau sabun
Parfum atau sabun umumnya menghasilkan aroma segar yang bisa mengundang serangga, seperti lebah dan tawon. Tidak menggunakan parfum atau sabun sebelum mendaki bisa menghindari Anda dari sengatan lebah.

6. Jangan duduk di pohon tumbang atau batu besar
Ketika lelah, sebaiknya jangan duduk di pohon tumbang atau batu besar, kecuali sudah diperiksa terlebih dahulu. Ular atau kalajengking umumnya senang bersembunyi di sela - sela batu dan kayu. Dengan berhati - hati saat istirahat, Anda telah menghindar dari ancaman hewan buas.

Baca Selengkapnya ....

Teknik SURVIVAL Ketika Digigit Ular

Posted by Unknown Jumat, 01 Maret 2013 0 komentar

Sebelum bicara tentang teknik survival ketika digigit ular, harus kita fahami dahulu bahwa mencegah adalah lebih baik daripada mengobati. Sebuah idiom mengatakan, prevention is the best cure, pencegahan adalah obat terbaik. Jadi, sebelum kita bicara masalah survival dari gigitan ular, maka lakukan dahulu langkah pencegahan dari digigit ular. Hal pertama yang bisa kita lakukan adalah, menggunakan sepatu boot atau sepatu gunung yang tebal dan menutupi mata kaki. Hindari bertelanjang kaki ketika kita berada di alam liar kecuali dalam keadaan darurat.
Selain itu, memakai celana panjang cukup membantu dari serangan ular. Ketikatracking, upayakan melewati jalan yang biasa dilalui, hindari crossing dengan membuat jalan pintas baru, kecuali apabila mendesak. Hindari lubang atau liang di tanah, jangan buang air di tempat tersebut.
Apabila kita mendapati ular, maka jangan melakukan tindakan frontal. Mundurlah dengan perlahan dan upayakan menjaga jarak dari ular setidak-tidaknya sepanjang ular tersebut. Ingatlah, ular dapat melakukan serangan sepanjang separuh tubuhnya. Belum lagi ular yang dapat menyemburkan bisa dari mulutnya seperti ular cobra. Yang paling aman adalah, jangan mengganggu ular tersebut, carilah jalan lain atau biarkan ular tersebut menyingkir terlebih dahulu.
Namun apabila Anda atau rekan Anda digigit ular, maka lakukan pertolongan pertama berikut ini :
  • Cuci dan bilas bekas gigitan dengan sabun dan air sesegera mungkin
  • Jangan letakkan es batu atau benda dingin lainnya di bekas gigitan.
  • Rendahkan posisi bagian tubuh yang tergigit lebih rendah daripada jantung, karena hal ini dapat membantu melambatkan penyebaran bisa.
  • Jangan banyak menggerakkan bagian tubuh yang tergigit ular, sebab akan membantu mempercepat penyebaran bisa.
  • Perban dan ikat di sekitar 2-4 inci di atas bekas gigitan untuk memperlambat penyebaran bisa.
  • Namun jangan mengikatnya terlalu kuat, karena dapat memutuskan aliran peredaran darah dan merusak bagian anggota tubuh tersebut. Pengikatan yang baik adalah Anda masih dapat menyelipkan jari Anda di antara perban atau pengikat.
  • Jangan sekali-kali berusaha menghisap bisa dari bekas luka, sebab dapat mentransferkan bisa ke dalam aliran darah Anda melalui mulut.
  • Sesegera mungkin mencari pertolongan dokter untuk membantu memberikan penawar bisa.

Baca Selengkapnya ....